Sabtu, 08 Januari 2011

KOSEP SASAR MANUSIA










& KEBUTUHANNYA
KONSEP MANUSIA







Pendahuluan


Salah satu bagian yang penting dalam paradigma keperawatan adalah manusia yang merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat memeberikan palayanan keperawatan tersebut, perawat perlu memahami konsep manusia sebagai individu yang holistik, konsep homeostatis, berbagai pandangan teoritis tentang manusia serta konsep – konsep kebutuhan manusia.

A.    Konsep Individualitas

Untuk membantu klien mencapai, mempertahankan atau meningkatkan taraf kesehatan yang optimal, perlu dipahami klien sebagai individu. Tiap individu adalah mahluk yang unik yang berbeda dengan setiap individu yang lainnya, dengan perbedaan – perbedaan di dalam penampilan genetik, pangalaman hidup, dan interaksi dengan lingkungan.

Dimensi inividualitas mencakup kepribadian (karakter) dan identitas diri (pandangan yang dimiliki sebagai ciri yang terpisah dan dapat dibedakan dengan yang lainnya). Tiap karakter seseorang mencakup keseluruhan tingkah laku dan emosional seseorang:  Sikap, nilai–nilai, motif, kemampuan, kebiasaan, penampilan dan status emosional.
Bila membuat perencanaan dan implementasi asuhan keperawatan pada klien, perlu difokuskan pada klien sebagai individu. Untuk memastikan perawatan individual, perawat harus mengaplikasikan “perawatan total” ke tingkat personal. Perawatan total mencakup semua area dan prinsip yang harus diingat bila  merawat setiap klien dengan  kondisi tertentu; perawat harus mengenal klien sebagai seorang individu dan memahami masalah individu tersebut. Kemudian perawat mengacu pada prinsip – prinsip yang ditetapkan dalam perawatan total dan menggunakannya untuk diaplikasikan pada individu yang spesifik dalam perencanaan keperawatan dan pendidikan kesehatan klien.
Individu juga berhubungan dengan persepsi seseorang dan secara langsung mempengaruhi bagaimana seseorang akan berpikir, berperasaan, dan bertindak dalam suatu situasi. Bidang persepsi (Perceptual field) adalah istilah yang digunakan untuk menjabarkan pandangan seseorang secara sadar tentang suatu pengalaman pada waktu tertentu. Tidak ada orang yang memiliki bidang persepsi yang sama.

Tiga fakor utama yang mempengaruhi persepsi individu:
Ä  Kebutuhan
Ä  Nilai-nilai atau keyakinan
Ä  Konsep diri.

Pemahaman terhadap persepsi sangat esensial bagi perawat bila berkomunikasi dengan klien dan bila memperoleh dan menginterpretasi data pengkajian kesehatan tentang klien tersebut. Untuk berbagai informasi seccara akurat dengan seseorang klien, perawat harus mempersepsikan apa yang klien  maksud untuk dipersepsikan. Untuk meningkatkan kemampuan dalam mngumpulkan data dan keakuratan dalam membuat intervensi tentang klien, perawat harus secara terus-menerus berusaha untuk meningkatkan kemampuan  observasi tentang bidang persepsi tersebut.

B.    Konsep Holistik

Perawat memandang individu sebagai keseluruhan yang utuh atau holistik, dan bukanlah gabungan dari bagian-bagian atau proses – proses.
Istilah holistic berasal dari bahasa Yunani yang berarti “keseluruhan”. Berdasarkan pandangan tersebut maka apabila  terjadi gangguan pada satu  bagian akan mempengaruhi atau mengganggu keseluruhan sistem  dari individu.

Bila diaplikasikan pada manusia, maka konsep holistik menekankan fakta bahwa perawat harus tetap memandang keseluruhan individu dan berusaha memahami bagaimana perhatian tertentu klien berhubungan dengan keseluruhan individu. Karena itu bila menganalisa satu bagian dari seseorang, perawat harus mempertimbangkan bagaimana bagian  tersebut saling berhubungan dengan yang lainnya. Perawat juga harus memperhatikan interaksi dan hubungan individu dengan lingkungan eksternal dan  yang  lainnya.

C.    Konsep Homeostatis.

Konsep homeostatis pertama kali di introduksi oleh WB Cannon (1939) untuk mendeskripsikan kekonstanan relatif dari proses internal dalam tubuh, seperti kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah, tekanan darah, suhu tubuh, gula darah, dan keseimbangan cairan dan elektrolit..
Menurut Cannon  kata  “homeostatis” tidak berarti sesuatu yang stagnasi atau tidak bergerak, tetapi berarti sesuatu kondisi  yang  mungkin bervariasi tetapi relatif tetap konstan. Homeostatis merupakan kecenderungan tubuh untuk mempertahankan suatu keadaan yang seimbang sementara secara terus -  menerus berubah. Pada manusia homeostatis dapat dibagi ke dalam homeostasis fisiologis dan homeostasis psikologis.

1.     Homeostatis Fisiologis

Homeostatis fisiologis berarti bahwa lingkungan internal tubuh relatif stabil dan konstan. Semua sel tubuh memerlukan suatu lingkungaan yang relatif konstan untuk dapat berfungsi; karena itu linkungan internal tubuh harus dipertahankan dalam batas – batas yang pendek.
Proses homeostasis fisiologis terjadi melalui empat cara berikut:
1.    Pengaturan diri (self regulation). Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti pengaturan fungsi organ tubuh.
2.    Kompensasi. Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam tubuh. Sebagai contoh, apabila secara tiba-tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil, pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh, peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh. .
3.    Umpan balik negatif. Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik unt;uk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.
4.    Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis. Sebagai contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia, akan terjadi proses peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.

Dua regulator homeostatis yang utama yaitu sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Sebagai tambahan, sistem kardiovaskuler, renal, respirasi dan gastrointestinal  sangatlah penting  untuk mempertahankan homeostasis.


2.     Homeostasis Psikologis.

Homeostasis psikologis adalah keseimbangan emosi atau psikologis atau status mental yang sehat. Keseimbangan ini dipertahankan oleh berbagai mekanisme.
Tiap orang  memiliki kebutuhan psikologis tertentu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan homeostasis psikologis, misalnya kebutuhan mencintai dan dicintai, keamanan dan keselamatan, dan harga diri. Bila salah satu atau lebih kebutuhan ini tidak dipenuhi atau terancam, mekanisme koping tertentu diaktivasi untuk melindungi sesorang dan menyediakan homeostasis psikologis.

Ancaman homeostasis psikologis yang lain dapat berupa, frustrasi, konflik, tekanan, dan krisis. Keadaan ini membuat individu bertahan dengan mekanisme penyesuaian dari respon adaptif – maladaptive. Bentuk mekanisme ini dapat berupa: orientasi tugas dan mekanisme pembelaan ego.

Homeostasis psikologis di dapat atau dipelajari  melalui pengalaman hidup dan interaksi dengan orang lain. Sebagai tambahan norma sosial dan  kebudayaan juga mempengaruhi perilaku. Berikut iniadalah ringkasan dari berbagai persyaratan agar seseorang dapat mengembangakan homeostasis psikologis:

a.     Adanya lingkungan fisik yang stabil dimana sesorang merasa aman dan  nyaman misalnya tersedianya makanan yang cukup, tempat tinggal dan pakaian.
b.     Lingkungan psikologis yang stabil sejak masa bayi, sehingga perasaan cinta dan kasih saying dan rasa percaya dapat berkembang.
c.     Lingkungan sosial yang terdiri dari adanya orang dewasa  yang merupakan contoh peran yang sehat. Karena anak-anak belajar kebiasaan dan nilai-nilai sosial dari orang dewasa ini.
d.     Pengalaman hidup yang memberikan kepuasan. Sepanjang hidup manusia akan mengalami berbagai frustrasi. Individu akan dapat menghadapi hal ini bila memiliki atau mengalamii cukup pengalaman yang memuaskan untuk menyeimbangkan kondisi frustrasi tersebut.





D.    Beberapa  Pandangan Teoritis tentang Manusia

Pandangan perawat tentang manusia mempengaruhi intervensi keperawatan yang ia berikan. Meskipun pada umumnya perawat setuju bahwa manusia merupakan mahluk bio-psiko sosial, mereka berbeda dalam memandang manusia sebagai penerima pelayanan keperawatan.

Para ahli telah mengembangkan sudut pandang manusia dari berbagai teori seperti teori sistem, adaptasi dan  interaksi.


1.     Teori Sistem

Manusia adalah suatu sistem terbuka yang terdiri dari sub sistem-sub sistem yang saling berhubungan. Karena manusia merupakan mahluk bio, psiko-sosial dan spritual,maka komponen bio, psiko sosial dan spritual dianggap sebagai suatu sistem dengan hirarki subsistem. Sistem biologis misalnya dapat dibagi ke dalam subsistem neurologi, muskuloskeletal, respirasi, sirkulasi, gastrointestinal, dan urinaria. Setiap sub sistem dapat dibagi lagi ke dalam kelompok  kecil misalnya sub sistem urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih dan urethra. Sistem psikologis dan sosial terdiri dari sub sistem yang meliputi pola pikir, parasaan, interaksi.

Nama dari sub sistem psikologis dan sosial bervariasi tergantung dari ahli yang bersangkutan. Johnson (1980) menjelaskan sistem manusia dalam istilah perilaku. Sub sistem psikologis meliputi: afiliatif, dependency, agresif/proteksi, dan pencapaian, sementara Orem (1980) mengelompokkan sistem psikologis dan sosial sebagai kondisi hidup sendiri atau bersama orang lain.

2.     Teori Adaptasi

Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang memungkinkan individu untuk berespon terhadap perubahan lingkungan tetapi tetap mempertahankan integritas atau keutuhan dirinya (Levine, 19669). Dalam hal ini lingkungan berarti semua kondisi, batasan-batasan atau pengaruh sekeliling yang mempengaruhi lingkungan dari organisme atau sekelompok organisme yang mencakup lingkungan internal atau eksternal.

Roy menyatakan bahwa manusia merupakan sistem yang adaptif, berfungsi secara keseluruhan. Perilaku adaptif adalah perilaku dari keseluruhan individu. Roy mengidentifikasi dua sub sistem prosessor internal dari sistem adaptif yaitu regulator dan cognator  (Roy & Robert, 1988). Individu menggunakan sub sistem ini untuk beradaptasi dengan lingkungan atau koping dengan stimulus dari lingkungan eksternal dan internal.


3.     Teori Interaksi

Manusia sebagai sistem personal, interpersonal dan Individu.
Menurut King ( 1976) perhatian utama keperawatan adalah perilaku manusia, interaksi sosial dan pergerakan sosial. Karena itu King memasukkan tiga sistem interaksi dinamis ke dalam komponen  manusia : Individu (sistem Personal), Kelompok (sistem Interpersonal) dan masyarakat (sistem sosial). Ketiga sistem ini diangap rellevan  sebagai konsep   yang berhubungan untuk memahami manusia.

E.    Kebutuhan Manusia

Meskipun manusia memilki karakteristik yang unik, akan teapi kebutuhan tertentu tetap dimilki oleh semua orang. Kebutuhan manusia adalh kondisi fisiologis atau psikologis yang harus dipenuhi oleh individu untuk menapai suatu status kesehatan atau kesejahteraan. Kebutuhan inimerupakan persyaratan yang mengstimulasi suatu respon untuk mempertahankan integritas.

1.     Hirarki Kebutuhan Maslow

Abraham Maslow mengembangkan teori kebutuhan manusia pada tahun 40-an, menurut Maslow, kebutuhan dapat memotivasi perikau individu. Model kebutuhan menurut Maslow dibagi dalam lima tingkatan kebutuhan sesuai dengan seberapa kritis kebutuhan tersebut terhadap keselamatan manusia.

Dalam urutannya kelima kategori tersebut adalah:
1.     Kebutuhan fisiologis
2.     Keselamatan dan Keamanan
3.     Cinta dan dicintai
4.     Harga diri
5.     Aktualisasi diri

Maslow mendiskusikan bahwa ada dua kebutuhan tambahan yaitu kebutuhan untuk tahu dan untuk memahami.. Dia percaya bahwa kedua kebutuhan ini selalu ada pada setiap tingkatan danmembuat seseorang memenuhi kebutuhan lainnya dengan lebih efisien. Maslow juga perccaya bahwa kebutuhan pada suatu tingkat harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan pada tingkat yangberikutnya dapat dicapai.

2.     Hirarki Kebutuhan Kalish

Richard Kalish (1977) mengadaptasi hirarki kebutuhan Maslow ke dalam enam tingkat. Dia menyarankan suatu tambahan kategori kebutuhan diantara kebutuhan fisiologi dan keamanan. Ketegori ini adlaah kebutuhan stimullasi yang meliputi : seksual, aktifitas, eksplorasi, manipulasi, mencari hal baru.
Kalish menekankan bahwa anak-anak perlu mengesplorasi dan memanipulasi lingkungan mereka untuk mencapai tumbuh kembang yang  optimal.

3.     Karakteristik Kebutuhan Dasar

Semua orang memiliki kebutuhan dasar yang sama; akan tetapi tiap kebutuhan seseorang dimodifikasi oleh kebudayaan yang bersangkutan. Persepsi kebutuhan seseorang bervariasi sesuai dengan pembelajran dan standar dalam kebudayaan.
Seseorang memenuhi kebtuhannya tergantung pada prioritas hidupnya.
Meskipun kebutuhan dasar seccara umum harus dipenuhi, tetapi beberapa kebutuhan  dapat ditangguhkan.
Suatu kebutuhan dapat dirasakan, baik oleh internal maupun eksternall (misalnya rasa lapar, dsb)
Seseorang yang memprsepsi suatu kebutuhan dapat berespon dalam berbagai ccara untuk memenuhinya.
Kebutuhan saling berhubungan. Beberapa kebutuhan tidak dapat dipenuhi bila kebutuhan yang berhubungan belum terpenuhi.

4.     Faktor  - faktor yang mempengaruhi kepuasan akan kebutuhan

Banyak faktor yang mempengaruh kemampuan individu dalam memuaskan kebutuhan mereka.
Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut:
1.   Penyakit. Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikolo'gis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya. >.
2.   Hubungan Keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.
3.   Konsep Diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
4.   Tahap Perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda urituk setiap tahap perkembangan.


5.     Penentuan Prioritas Kebutuhan

Meskipun kebutuhan Maslow telah ditampilkan dalam bentuk hirarki, klien dan perawat kadang-kadang harus mengatur prioritas kebutuhan. Individu secara terus menerus berubah dan berkembang, karenanya kebutuhannya juga  konstan dan selalu berubah, tergantung pada situasi.

Perawat dapat membantu klien untuk memenuhi beberapa kebutuhan secara bersamaan. Kebutuhan yang berhubungan dengan anccaman kehidupan seperti mengatasi klien yang kekurangan oksigen, kegawatdaruratan psikistri misalnya tingkah laku bunuh diri, selalu diasumsikan sebagai prioritas utama.

Pada banyak situasi, kebutuhan seseorang tidak selalu tergantung pada priorotas saja. Dalam hal ini perawat dan klien memeprhatikan beberapa faktor seperti kesehatan klien. Persepsi klien dan orang pendukung tentang kesehatan dan latar belakang sosial budaya. Seseorang mungkin tidak memiliki persepsi bahwa ia memiliki suatu kebutuhan yang spesifik. Jika demikian,  maka  perawat mengalokasikannya dalam prioritas yang rendah, dan memebrikan tindakan bila klien tersebut telah siap. Misalnya perokok berat mungkin tidak melihat kebutuhannya untuk berhenti merokok.
Latar  belakang sosial ekonomi dan budaya juga mempengaruhi bagaimana seseorang menyususn prioritas mereka misalnya para istri mungkin mempunyai persepsi bahwa menyiapkan sarapan pagi untuk suami lebih penting daripada beristirahat.


APLIKASI DALAM KEPERAWATAN

Pengetahuan tentang manusia dan konsep kebutuhannya dapat membantu perawat dallam berbagai hal:
Membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka bisa mencapai kebutuhan personal di luar situasi klien.
Dengan memahami  kebutuhan manusia, perawat dapat memahami perilaku orang lain dengan llebih baik.
Pengatahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan kerangka kerja untuk dapat diaplikasikan dallam proses kepee\rawatan pada tingkat individu dan keluarga.
Perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia untuk mengurangi stres.
Perawat dapat menggunakan pengetahuan kebutuhan manusia untuk membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang. Kadang manusia tidak menyadari tentang kebutuhannya. Perawat dapat membantu klien ke arah  aktualisasi  diri dengan ccara membantu mereka menemukan arti dalam pengalaman sakit mereka.




MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK HOLISTIK



 










4 BIOLOGIS

Ä  Merupakan suatu susunan system organ tubuh
Ä  Mempunyai kebutuhan ] mempertahankan hidup
Ä  Tak terlepas dari hukum alam  ] lahir ] berkembang ] mati

4 PSIKOLOGIS

Ä  Manusia mempunyai system / struktur kepribadian
Ä  Tingkah laku sebagai manifestasi dari kejiwaan
Ä  Mempunyai daya pikir dan kecerdasan
Ä  Mempunyai kebutuhan psikologik ] perkembangan kepribadian

4 SOSIAL

Ä  Manusia perlu hidup bersama orang lain ] kerjasama ] memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya
Ä  Dipengaruhi oleh kebudayaan
Ä  Dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial
Ä  Berperilaku sesuai dengan norma yang ada

4 SPIRITUAL

Ä  Mempunyai keyakinan ] mengakui adanya Tuhan
Ä  Memiliki pandangan hidup ] sejalan dengan sifat religius


TEORI HOLISTIK


 


SELURUH ORGANISME HIDUP


 


SALING BERINTERAKSI


 


GANGGUAN PADA SATU BAGIAN


 


MEMPUNYAI BAGIAN YANG LAIN




4 MANUSIA SEBAGAI SISTEM
Ä  Terdiri dari ] Sistem
?  Unsur
?  Batasan
?  Tujuan
Ä  Manusia sebagai system terbuka ] terdiri dari sub system yang saling berhubungan secara terintegrasi ] satu total system
Ä  Manusia sebagai system adaptif
?  Adaptasi
Proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan lingkungan yang mempengaruhi integritas atau keutuhan.
?  Lingkungan
Seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau kelompok organisme.


Down Arrow: ROY (1976)
 






Perilaku Adaptif merupakan
Perilaku individu secara utuh


 


Beradaptasi dan menangani
Rangsang lingkungan


Ä  Manusia sebagai system personal, interpersonal, dan sosial
?  King (1976) ] 3 dinamik system interaksi dalam konsep manusia :
·          Individu (sebagai personal)
·          Kelompok (system interpersonal)
·          Masyarakat (system sosial)
?  Kebutuhan dasar manusia
  KING ] Perubahan energi di dalam maupun di luar organisme yang ditunjukkan melalui respon perilaku terhadap situasi kejadian dan orang.
  ROY ] Kebutuhan individu yang menstimulasi respon untuk mempertahankan integritas.
  ABRAHAM MASLOW ] Teori kebutuhan dasar manusia ] “Hirarki Kebutuhan Manusia”
5 (lima) Kebutuhan Dasar Manusia menurut “ MASLOW” :
1.    Kebutuhan Fisiologi ( Physiological Needs)
2.    Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and selfrity need)
3.    Kebutuhan rasa dicintai, memiliki dan dimiliki (love and belonging needs)
4.    Kebutuhan harga diri (Self Esteem Needs)
5.    Kebutuhan aktualisasi diri (Self actualization needs)

























 



















Ä  KEBUTUHAN FISIOLOGIS
  Oksigen dan pertukaran gas      - Istirahat dan tidur
  Cairan                                            - Aktivitas
  Makanan                                        - Kebutuhan Suhu Tubuh
  Eliminasi                                        - Jenis kelamin/Gender
Ä  KEBUTUHAN RASA AMAN (aspek dan psikologis)
  Kebutuhan akan perlindungan dari udara dingin, panas, kecelakaan, infeksi.
  Bebas dari ketakutan, kecemasan

Ä  KEBUTUHAN RASA CINTA, MEMILIKI DAN DIMILIKI
  Memberi dan menerima kasih saying, kehangatan, persahabatan.
  Mendapat tempat dalam keluarga dan kelompok social

Ä  KEBUTUHAN HARGA DIRI
  Perasaan tidak tergantung, kompeten, respek terhadap diri sendiri dan orang lain.

Ä  KEBUTUHAN PERWUJUDAN DIRI
  Dapat mengenal diri dengan baik, tidak emosional, punya dedikasi tinggi, kreatif, percaya diri dan sebaginya.

Ä  KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
  Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama di mana setiap kebutuhan dimodifikasi sesuai kultur.
  Seseorang memenuhi kebutuhannya sesuai, prioritas
  Walaupun kebutuhan umumnya harus dipenuhi, beberapa kebutuhan dapat ditunda
  Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menghasilkan ketidakseimbangan homeostatic.
  Kebutuhan dapat membuat seseorang berpikir dan bergerak untuk memenuhi rangsang internal dan eksternal.
  Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan dapat berespon dengan berbagai cara.
  Kebutuhan saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan mempengaruhi kebutuhan lainnya.

Ä  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN
  Penyakit ] berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan


 



  Perawat dapat membantu klien untuk memenuhi kebutuhan pada setiap saat.


 



  Hubungan yang berarti
Keluarga, support person


 



Perawat dapat membina hubungan yang
berarti dengan klien

 


Dapat membantu klien menyadari
kebutuhan mereka dan mengembang
cara yang sehat untuk memenuhi kebutuhan




  Konsep Diri
?  Mempunyai kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dan juga kesadarannya apakah kebutuhan terpenuhi atau tidak
?  Individu yang merasa dirinya baik, mudah untuk berubah, mengenal kebutuhan dan mengembang cara yang sehat untuk memenuhi kebutuhan.
?  Tahap Perkembangan
·          Menurut Erikson ] Jika individu dapat membina hubungan intimacy, maka kebutuhan cinta dan rasa memiliki terpenuhi.
















TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN



A.    Pengertian

1.     Pertumbuhan (Growth) ] bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur dan mudah diobservasi.

2.     Perkmbangan (Development) ] bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh atau perubahan atau expansi yang bertahap. Dari tahapan yang lebih sederhanake tahapan yang lebih kompleks.

B.    Pola pertumbuhan dan perkembangan

1.     Terjadi secara terus-menerus
2.     Merupakan dasar dari semua kehidupan manusia
3.     Tumbuh fisik dapat dilihat nyata.

C.    Mengapa Tumbang harus Dipelajari ?

1.     Sebagai alat ukur dalam asuhan keperawatan
2.     Perlu untuk mengetahui yang normal dalam rangka mendeteksi deviasi dari normal
3.     Mempelajari tumbang atau memberikan petunjuk untuk menilai rata-rata atau perubahan fisik, intelektual dan emosional yang normal.
4.     Mengetahui perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional. Penuntun perawat dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya terhadap penyakit dan dirawat di rumah sakit.



D.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbang Anak :
1.     Faktor keturunan (herediter)
      Ras
      Jenis kelamin (sex)
2.     Faktor lingkungan
?  Lingkungan internal
·          Intelegensia
·          Hormon
·          Emosi

?  Lingkungan eksternal
·          Kebudayaan
·          Status sosial
·          Nutrisi
·          Penyimpangan dari keadaan sehat
·          Olahraga
·          Urutan anak dalam keluarga


1.     SIGMUND FREUD 1856 – 1939
Pendiri Psychoanalisis (Vienna, Austria)

Dasar Teori

“Intrapsikis” perilaku merupakan hasil interaksi antara tiga system yakni intelegensi Ego dan Super Ego

Tahap-Tahap Perkembangan

a.     Masa perkembangan (bayi)
Oral (sensory) 0 – 1 ½ tahun. Sumber utama dari kesenangannya adalah mulutnya
b.     Belajar berjalan
Awal (mucular anal) 1 ½ -3 tahun. Sumber utama kesenangannya adalah melalui eliminasi dan rentensi
Pertama kali mengenal disiplin dan otoritas
Perkembangan dari obyek-obyek yang berhubungan
c.     Masa sebelum sekolah
Phallic “Lokomotor Genital” ® 3-6 tahun. Sumber utama kesenangannya adalah alat genitalnya. Timbulnya Oedipus kompleks. Oidipus kompleks pada laki-laki.
d.     Juvenile atau usia sekolah
Latency (6-12 tahun). Gerakan-gerakan terhenti secara normal. Tahap perkembangan ditandai oleh semakin meluasnya hubungan dengan teman sebayanya.
e.     Adolescence (Masa Remaja)
Masa pubertas dan masa remaja (12 + tahun). Dorongan dan nafsu seksual mulai menonjol dan mulai mencari pemenuhan atas dorongan tersebut.
Secara individual. Timbul kembali oedipal kompleks (konflik segitiga keluarga) dan resolusi akhir).


2.     HARRY S. SULLIVAN 1892 – 1949
Pendiri sekolah interpersonal psikiatri (USA)

Dasar teori

“Interpersonal” perilaku merupakan hasil interaksi antara tiga system yakni intelegensi, ego dan superego

Tahap-Tahap Perkembangan

a.     Masa Bayi
Infancy perkembangan (0 – 1 ½ tahun). Konsep penting adalah empaty, anxiety dan sel system. Interpersonal utamanya adalah kelembutan.
b.     Masa berjalan
/           Masa kanak-kanak (2 ½ - tahun )
/           Perkembangan lebih lanjut dari “self system”
/           Menggunakan konsensual validasi dan interaksi dengan teman sebayanya.
/           Interpersonal utamanya diperlukan untuk berpartisipasi dengan orang dewasa.
c.     Masa Sebelum Sekolah
Juvenile (4-8 tahun). Anak – anak mulai bersosialisasi, misalnya ia mulai belajar berkompetisi, bergabung dan mengadakan kompromisasi. Interpersonal utamanya diperlukan untuk sesama jenisnya secara individual yang menyukai dirinya sendiri.
d.     Juvenile atau Usia Sekolah
Pra Adolescence (8-12 tahun)
Keakraban pertama dalam hubungan interpersonal terjadi dengan teman-teman sebaya yang sejenis.
e.     Adolescence (Masa Remaja)
Masa remaja yang baru (12 tahun)
/           Kelemahan-kelemahan pribadi yang memerlukan keamanan personal dan keakraban serta mulai menginginkan terbentuknya hubungan cinta dan kemampuan untuk hidup dan berbagi dengan sesama jenisnya.
/           Membatasi hanya pada satu pilihan dan membuat pilihan kemajuan dan mulai mempersiapkannya.

f.      Dewasa Muda
Kedewasaan ditandai dengan pertumbuhan interpersonal dalam diri sesorang yang mempunyai kemampuan untuk merasa bahagia, kesadaran sendiri dan menghargai diri sendiri.

3.     ERIK H. ERIKSON 1902
Psikososial Analis (USA)

Dasar Teori

“Cultural” penerapan teori psikoanalisis pada data antropologi dan social. Dimulai dengan gambaran yang samar-samar tentang ibu dan diakhiri dengan gambaran atau bayangan tentang sesamanya.

Tahap-Tahap Perkembangan

a.     Masa Perkembangan Bayi (0-2 tahun)
Percaya dan Tidak Percaya ( 0-2 tahun)
/           Dasar perkembangan dari rasa “percaya” dasar dari kesehatan personal. Percaya dengan diri sendiri dan lingkungannya.
/           Jumlah atau kuantitas rasa percaya yang diperoleh nampaknya tidak semata-semata bergantung pada makanan atau cinta yang tetapi lebih mengacu pada kualitas hubungan dengan ibu.
/           Secara sensitive dan konsisten memberikan perhatian terhadap bayi dan perlunya menciptakan rasa percaya pada diri sendiri sebagai dasar untuk mencari identitas diri sendiri.
/           Bahaya dari tidak berlanjutnya atau bahkan tidak adanya perhatian dan gambaran rasa percaya dari seorang ibu dapat menyebabkan anak-anak kehilangan kepercayaan atau menarik diri dari dunia di sekelilingnya, seperti yang terlihat pada penderita infantile, skizofrenia dan skizoid atau depresi pada orang dewasa.
b.     Belajar Berjalan

/           Ayah muncul atau dijadikan sebagai seorang figure yang penting
/           Mulai merasakan self control tanpa kehilamngan pengharapan pada diri sendiri mengembangkan perbuatan baik, otonomy dan perasaan bahwa saya baik-baik saja. Mengembangkan penghargaan terhadap lembaga perlindungan hokum dan pemerintah tidak hanya untuk melindungi dirinya sendiri dalam batas tertentu, tetapi mengetahui bahwa sesuatu itu aman oleh batas-batas serangan terhadap yang lain. Mengembangkan suatu rasa yang sangat benar dan sah dan tidak tergantung pada orang-orang dewasa disekelilingnya. Bimbingan dari orang tua (sesuatu yang membatasi) harus benar-benar menenangkan/menentramkan untuk pertahankan dasar keprcayaan yang terdahulu dan kepercayaan pada yang lain serta pada dirinya sendiri (secara bertahap, mulai merasakan tuntunan yang baik terhadap haknya dalam hal kebebasan untuk memilih. Tanpa ini maka kemungkinan dapat timbul “compulsive neurosis”
/           Tidak adanya otonomi maka akan merasa kehilangan kontrol dan overcontrol dari luar maka akan menimbulkan kecenderungan yang kekal akan rasa ragu-ragu dan malu. Merasakan bahwa saya ini buruk dan tidak baik, dan akan menimbulkan potensial paranoid. Keinginan-keinginan tambahan.


c.     Masa Sebelum Sekolah
Inisial dari kesalahan (3-6 tahun)
Pokok-pokok kebebasan memiliki nilai tambah untuk merencanakan dan menyelesaikan masalah.
/           Suatu tugas utama adalah memperkenalkan peranan sex secara tepat sebagai hasil dari resolusi yang tepat dari oedipal conflik (famili triangle). Kegagalan resolusi dapat menyebabkan hysteria atau pengenalan peranan seks secara tidak tepat.
/           Kesempatan utama untuk perkembangan superego (“conscience”). Orang tua harus memberikan bimbingan pada perkembangan superego terhadap tidak berkembangnya superego atau kesan secara berlebihan serta memberi hukuman pada superego.
/           Selama tahap ini anak-anak tidak punya waktu lebih siap belajar secara cepat dengan keinginan yang besar untuk lebih dewasa dan untuk menjalin kerjasama dengan yang lainnya.

d.     Juvenile atau Usia Sekolah
Industri Dan Inferiority (6-12 tahun)
/           Periode sosialisasi secara aktif pada anak-anak seperti dia mulai berpindah dari keluarga ke dalam lingkungan sosialnya. Teman-teman sebaya menjadi sangat penting.
/           Belajar untuk memenangkan penghargaan dengan menghasilkan sesuatu dan memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas secara lengkap.
/           Perkembangan keterampilan fundamental dalam hal teknologi,misalnya peralatan yang digunakan oleh orang dewasa.
/           Bahay yang dapat terjadi pada masa ini adalah berkembangnya rasa kekurangan dan merasa dirinya rendah pada anak-anak yang tidak mendapatkan penghargaan atas usahanya.
/           Kemampuan tambahan.
e.     Adolscence (Masa Remaja)
Identity dan identity diffusion (13 + tahun)
/           Mencari identitas diri sendiri dengan kemampuan ego untuk mengintegrasikan semua identifikasi.
/           Periode revolusi fisiologis dan psikologis secara cepat.
/           Peranan orang tua dan keluarga.
/           Mengevaluasi kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
/           Hubungan dengan lawan jenis.
/           Menerima tanggung jawab, perilaku-perilaku sosial, dan belajar untuk mengatasi emosinya
/           Mengembangkan sebuah kehidupan secara ideology dan filosofis.
/           Bahaya dalam tahap ini, adalah aturan dan tugas-tugas yang membingunkan dan memusingkan berhubungan dengan hal yang meragukan sebelumnya seperti pengenalan seksual.
/           Insiden paling tinggi untuk terjadinya penyakit skizofrenia berada pada kelompok umur ini, biasanya sebuah episode akut dengan durasi singkat dan prognosis yang baik.
/           Lebih taat dan patuh.
f.      Dewasa Muda
Keakraban dan isolasi ditandai dengan semakin meningkatnya kepentingan untuk dengan sesamanya dan pemenuhan hasrat seksual.
/           Keakraban atau keintiman memerlukan kapasitas untuk membuat komitmen terhadap diri sendiri dalam pertalian dan hubungan yang konkrit dan untuk mengembangkan kekuatan etika untuk patuh terhadap komitmen, meskipun  mereka mungkin perlu mengorbankan hal-hal penting dan melakukan kompromisasi.
/           Bentuk hubungan dengan lawan jenis yang lebih tahan lama, mencocokkan pekerjaan secara bersama-sama, prokreasi dan rekreasi.
/           Mencapai tahap pekerjaan filosofis tentang kehidupan.
/           Toleransi, obyektif terhadap diri sendiri, mempunyai penguasaan terhadap lingkungan
/           Ego merupakan factor dominan secara personal dan mempunyai kapasitas untuk mengembangkan realisasi diri sendiri.
/           Mengembangkan kemampuan untuk berkolaborasi dengan yang lain.
/           Menghindari bahkan tidak adanya keakraban akan menimbulkan perasaan terisolasi yang dalam dan konsekuen terhadap kesenangan sendiri.
/           Lebih mencintai
g.     Masa Dewasa (Usia Pertengahan)
Generatif dan Stagnasi
/           Menentukan dan membimbing serta menuntun generasi selanjutnya sebagai tanggung jawab orang tua.
/           Produktif dan kreatif dalam karir dan keluarga.
/           Hilangnya sifat egois dan ketertarikan dirinya dengan orang lain.
/           Keinginan untuk menerima tanggung jawab dari dan untuk orang lain.
/           Bekerja untuk aktualisasi terhadap diri sendiri.
/           Orang dewasa merasa perlunya untuk diperlukan oleh orang lain dan kedewasaan memerlukan pedoman-pedoman dan juga keberanian serta keyakinan dari apa yang dihasilkan dan yang harus diperhatikan/dipedulikan (Erikson, 1950)
/           Memiliki kemampuan lebih untuk merawat dan memperhatikan.
h.     Masa Dewasa (Usia Tua)
Integritas Ego melawan kehilangan harapan dan rasa muak, ditandai dengan penyatuan kehidupan serta filosofis dan mempunyai cinta yang besar dan dalam, terhadap sesama manusia. Aktif dalam lingkungan masyarakat, dll.
/           Penerimaan aktualisasi terhadap diri sendiri sampai pada masa-masa di mana sesuatu telah dapat diselesaikan dalam kehidupannya sendiri.
/           Integrasi emosional yang memungkinkan partisipasi dalam hubungan persahabatan dan juga penerimaan tanggung jawab kepemimpinan.
/           Menerima kenyataan bahwa dirinya akan mati.
/           Kurangnya atau hilangnya peningkatan integritas ego yang ditandai oleh rasa takut untuk mati. Dan hanya satu-satunya siklus kehidupan yang tidak dapat diterima sebagai kehidupann terakhir. Kehilangan harapan untuk mengekspresikan perasaan bahwa waktu tidak terlalu singkat untuk memulai kehidupan yang lain untuk merubah sesuatu.
/           Lebih bijaksana
/           Anak-anak yang sehat tidak akan merasa takut dalam hidupnya jika dalam masa tua mereka mempunyai integritas yang tidak cukup untuk takut terhadap kematian.
/           “Percaya” yakin dan percaya pada integritas orang lain. Pola-pola sirkuler yang lengkap dari bayi sampai usia tua (Erikson, 1950).
i.      Masa Muda (Usia Tua – Meninggal)
Siklus yang sempurna dan lengkap

4.     JEAN PIAGET (1896 – 1980)
Perkembangan psikologis (Geneva, Switzerland)
Dasar Teori :
“Intelektual” dibagi dalam berbagai teknik-teknik penelitian yang baru, proses pemeriksaan dan sifat alamiah dari pikiran dan bahasa seorang anak.
Tahap – tahap perkembangan :
a.     Masa perkembangan bayi
Sensori motor (0-2 tahun). “Assimilasi dan Akomdasi”
/           Selama periode ini anak-anak belajar untuk mengkoordinasikan tindakannya dengan apa yang dia rasakan (dapat mengikuti sebuah obyek dengan matanya, dengan menggenggamnya, dengan mengetuk-ngetuknya, mengisapnya dan sebagainya.
/           Dia mulai mempelajari bahwa obyek itu permanen dan ada, bahkan di luar dari pandangannya.
/           Ia mulai mencapai sebuah dasar tempat, hubungan sebab akibat dan waktu.
/           Evolusi dari kemampuan yang diperlukan untuk membangun atau memberi gagasan dan menciptakan kembali sebuah obyek.
/           Periode tahap percobaan dan eksplorasi melalui pengetahuan atau penggabungan.
/           Memberikan pemikiran atau pertimbangan dengan menggunakan imajinasi mental.
/           Semua obyek baik benda mati maupun mahkluk hidup digambarkan sebagai makhluk hidup.
b.     Belajar berjalan
Berpikir secara “Pre Operasional” (0-7 tahun) ® Operasional maksudnya alas an
Tahap pre-konseptual (2-4 tahun)
/           Egosentrik memahami sesuatu hanya dengan sudut pandangnya sendiri.
/           Percobaan dilanjutkan dengan bahasanya, pikirannya dan belajar secara aktif
/           Menentukan hubungan antara pengalaman dan tindakannya dan mulai memanipulasi lingkungannya melalui tindakan-tindakannya.
/           Mengembangkan pikiran-pikiran simbolik yang mewakili dan menggambarkan dunia melalui imajinasi dan kata-kata.
/           Menggunakan permainan secara simbolik (misalnya mengemudikan mobil-mobilan sama dengan memngemudikan mobil ayahnya).
/           Melalui permainan imajinasi secara konstan mengorganisasikan kembali gambarannya tentang dunia namun kekurangan konsep secara reversible (kebalikan), misalnya : ketika membentuk sebuah bola tanah liat yang dapat diubah kembali de dalam bentuk aslinya.
/           Tidak dapat dengan mudah mengklasifikasi obyek-obyek yang bervariasi lebih dari satu karakteristik, (misalnya dapat memisahkan lempengan-lempengan yang berwarna merah dan biru tidak hanya lingkaraan-lingkaran merah dan segitiga biru)
/           Berpikir secara animistic bahwa benda mati memiliki kekuatan dan kemampuan.
c.     Masa Sebelum Sekolah
Tahap perceptual atau Intuitive ( 4 – 7 tahun)
/           Mampu untuk membuat visualisasi secara mental hanya pada apa yang dia lihat
/           Inisiatif bermain secara berangsur-angsur mulai menggantikan permainan simbolik imitasi secara realita tetapi diperkaya dengan imajinasi misalnya bermain rumah-rumahan.
d.     Juvenile atau Usia Sekolah
Concret Operation (7-12 tahun)
/           Tidak egosentrik merasakan bahwa jalan pikiran atau pertimbangannya sebaiknya sesuai dengan pemikiran orang lain.
/           Muali mengerti sebab-sebab dan akibat yang terjadi dalam situasi yang nyata tetapi belum dapat menarik kesimpulan atau alas an secara hipotetical.
/           Dapat melakukan tindakan secara mental tanpa diikuti tindakan secara fisik.
/           Makhluk hidup dan benda-benda mati yang jauh (misalnya matahari, bulan, planet-planet) mempunyai kehidupan.
e.     Adolescence (Masa Remaja)
Formal Operation (11 – 16 tahun)
Perkembangan kemampuan dalam hal kebebasan menggunakan pemikiran hyphotetic dan mempertimbangkan semua kemungkinan-kemungkinan jalan keluar dari suatu masalah.
/           Mampu berpikir konseptual secara proporsional dan menggunakan pemikiran yang abstrak.
/           Dapat secara philosofis, idealis dan konseptual. Dalam beberapa kemungkinan cara-cara untuk menjalani kehidupan di dunia ini dan beberapa cara-cara alternatif yang mungkin lebih baik.
/           Sulit menerima harapan-harapan idealistic dengan kemungkinan-kemungkinan praktiknya.
/           Hanya tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan dan manusia yang mempunyai kehidupan
f.      Dewasa Muda
·          Berpikir secara lebih obyektif dan semakin meningkatkan kemampuan untuk dapat melihat dari sudut pandang orang lain (Flavell, 1963).